A.
Faktor
Ekstern
Faktor
ektern yang berpengaruh terhadap belajar dapatlah di kelompokkan menjadi 3
faktor, yaitu factor keluarga, factor sekolah, dan faktor masyarakat.
1.
Faktor
Keluarga
Siswa
yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua
mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan keluarga.
a.
Cara
orang tua mendidik
Cara
orang tua mendidik anaknya besar pengarunhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini
jelas dan di pertegas dengan pernyataan yang menyatakan bahwa keluarga adalah
lembaga pendidikan yang utama dan pertama. Keluarga adalah keluarga yang sehat
besar artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan
untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, Negara, dan
dunia.melihat pernyataan di atas dapatlah dipahami betapa pentingnya peranan
keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan
berpengaruh terhadap belajarnya.
Orang
tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka
acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan
kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar tidak
mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya,
tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah
kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan
lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya.
Mungkin anak sendiri sebetulnya pandai, tetapi karena belajarnya tidak teratur
akhirnya kesukaran-kesukaran menumpuk akhirnya mengalami ketinggalan dalam
belajarnya dan akhirnya anak malas belajar. Hasil yang di dapatkan adalah nilai
atau hasil belajarnya tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya. Hal
ini dapat terjadi pada anak dari keluarga yang kedua orang tua yang memang
tidak mencintai anaknya.
Mendidik
anak dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik, orang tua
yang terlalu kasihan pada anaknya tidak sampai hati untuk memaksa anaknya
belajar, bahkan membiarkannya saja jika anaknya tidak belajar dengan alas an
adalah segan itu tidak benar karena jika hal itiu di biarkan berlarut-larut
anak menjadi nakal, berbuat seenaknya saja, pastilah belajarnya jadi kacau.
Mendidik anak dengan cara memperlakukannya terlalu keras, sehingga, memaksa dan mengejar-ngejar anaknya untuk
belajar adalah cara mendidik yang salah. Dengan demikian anak tersebut diliputi
ketakutan dan akhirnya benci terhadap belajar, bahkan jika akibat dari
tekanan-tekanan tersebut. Orang tua yang demikian biasanya menginginkan anaknya
mencapai prestasi yang sangat baik atau merasa mengetahui bahwa boleh tetapi
tidak tahu apa yang menyebabkan sehingga anak dikejar-kejar untuk mengatakan
mengejar kekurangan.
Disinilah
bimbingan dan penyuluhan memegang peranan yang penting anak atau siswa yang
mengalami kesukaran di atas dapat di tolong dengan memberikan bimbingan belajar
yang sebaik-baiknya ktetntuan. Tentu saja keterlibatan orang tua akan
sangat mempengaruhi keberhasilan
bimbingan tersebut.
b.
Relasi
antara Anggota Keluarga
Relasi
antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya.
Selain itu, relasi antara anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lainpun turut
mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh
dengan kasih sayang dn pengertian atau diliputi dengan kebencian, sikap yang
acuh tak acuh dan sebagainya. Begitu juga relasi anak dengan saudaranya atau
dengan anggota keluarganya yang alain tidak baik akan dapat memberikan problem
yang sejenis.
Sebelumnya
relasi antara anggota kelaurga ini erat
hubungannyadengan cara orag tua mendidik. Uraian cara orang tua mendidik di
atas menunjukkan relasi yag tidak baik. Relasi semacam itu akan menyebabkan
perkembangan anak terhamba, belajarnya terganngu dan bahkan akan menimbulkan
masalah-masalah psikologis yang baru.
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu di
usahakan relasi yang baik di dalam keluarga. Hubungan yang baik adalah hubungan
yang prnuh pengertian dan kasih sayang, di sertai dengan bimbingan dan bila
perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.
c.
Suasana
Rumah
Suasana
rumah di maksudkan sebagai situasi atau kejadian- kejadian yang sering terjadi
didalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah merupakan faktor yang sangat penting yang tidak termasuk faktor yang di sengaja. Suasana rumah yang gaduh atau ramai
tidak akan member ketenangan paa anak yang akan belajar, suasana rumah seperti
itu terjadi pada rumah yang besar dan banyak penghuninya. Suasana rumah yang
gaduh dan sering terjadi pertengkaran antara keluarga atau dengan kelurga yang
lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah dan akibatnya belajar akan menjadi
kacau.
Rumah
yang sering di pakai untuk keperluan-keperluan misalnya resepsi,,
pertemuan-pertemuan, dan pesta-pesta dan lain-lain dapat mengganggu belajar
apalagi ruangan yang bising dengan suara radio, tape recorder, TV pada waktu
belajar juga mengganggu belajar juga terutama untuk berkonsentrasi. Semua
conoth di atas adalah suasana rumah yang member pengaruh anak tidak bias
belajar dengan baik.
d.
Keadaan
Ekonomi Keluarga
Kedaan
ekonomi kelaurga juga erat hubngannya dengan belajar anak-anak, selain harus
terpengaruh kebutuhan pokok misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan
dan lain-lain juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja,
kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas
belajar tersebut hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.
Jika
anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang
akiabatnyakesehatan anak terganngu, sehingga belajar anak juga terganggu.
Akibatnya anak sering kali dirundung kesedihan dan akhirnya minder dengan
teman-temannya. Hal ini pasti akan menggangu belajar anak, bahkan mungkin anak
harus bekerja mencari nafkah untuk membantu orang tuanya walaupun sebenarnya
anak belum saatnya untuk bekerja. Hal lain juga yang akan mengganggu belajar
anak walupun tidak dapat dipungkiri tentang kemungkinan anak yang serba
kekurangan dan selalu menderita akibat ekonomi yang lemah. Justru keadaan
tersebut mnejadi cabmbuk baginya untuk belajar lebih giat dan kahirnya sukses
besar.
Sebaliknya
keluarga ynang kaya raya, orang tua sering mempunyai kecendrungan untuk
memanjakan anak. Anak hanya bersenang-senang dan berfoya-foya, akibatnya anak
kurang atau tidak bias memusatkan perhatiannya kepada belajar.hal tersebut juga
dapat menggangu belajar anak.
e.
Pengertian
Orang Tua
Anak
belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak belajar dan di
ganggu dengan tugas-tugas di rumah, kadang-kadang anak mengalami lemah
semangat, maka dari itu orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya
membantu sedapat mungkin kesulitan yang di alami anak di sekolah. Kalau perlu
menghubungi gurunya untuk mengetahui perkembangan anaknya di sekolah.
f.
Latar
Belakang Kebudayaan
Tingkat
pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam
belajar. Perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik pada anak, agar
mendorong anak semangat untuk belajar. (Daryanto. 2010 : 37)
2.
Faktor
Sekolah
Faktor
sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin siswa disiplin
sekolah, pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah. Berikut akan di bahas faktor tersebut satu persatu.
a.
Metode
Mengajar
Metode
mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus di lalui dalam mengajar,
mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran oleh seseorang kepada orang lain
agar orang lain menerima, menguasai dan mengembangkannya. Di dalam lembaga
pendidikan, orang lain yang disebut di atas, di sebut sebagai murid atau siswa
dan mahasiswa, yang dalam proses belajar mengajar agar dapat menerima,
menguasai dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu. Maka cara-cara
mengajar serta cara belajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta
seefektif mungkin.
Metode
mengajar guru yang kurang baik agar mempengaruhi siswa yang tidak baik pula.
Metode belajar yang kurang baik itu dapat terjadi, misalnya karena guru kurang
persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut
menerangkannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap
mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap
pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar.
Guru
yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja, siswa akan menjadi bosan,
mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba
metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar
mengajar dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat
belajar dengan baik maka metode mengajar harus di usahakan yang setepat,
seefisien mungkin.
b.
Kurikulum
Kurikulum
di artikan sebagai penjumlah kegiatan yang di berikan kepada siswa, kegiatan
itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima,
menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu
mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang
kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap hasil belajar.
Kurikulum
yang tidak baik itu misalnya, kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan
siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat, dan perhatian siswa. Guru perlu
mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail
agardapat melayani siswa belajar secara individual , namun kurikulum sekarang belum dapat
memberikan pedoman perencanaan yang demikian.
c.
Hubungan
Guru dengan Siswa
Proses
belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa, proses tersebut juga di
pengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri, jadi cara belajar
siswa juga di pengaruhi oleh hubungan dengan gurunya.
Di
dalam hubungan (relasi guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai
gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang di ajarkan sehingga siswa
berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, ia segan mempelajari
mata pelajaran yang di berikannya akibatnya pelajaran tidak maju.
d.
Hubungan
Siswa dengan Siswa
Guru
yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak akan melihat bahwa di
dalam kelas ada kelompok yang saling bersaing secara tidak sehat, jiwa kelas
tidak terbina bahkan hubungan
masing-masinh individu tidak nampak.
Siswa
yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman,
mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan di
asingkan dari kelompoknya, akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih
lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan yang tidak-tidak,
karena di sekolahnya mengalami perlakukan yang kurang menyenangkan dari
teman-temannya. Jika hal ini terjadi, segeralah siswa di beri pelayanan
bimbingan dan penyuluhan agar dapat di terima kembali ke dalam kelompoknya.
e.
Disiplin
Sekolah
Kedisiplinan
sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam
belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan
melkasanakan tertib-tertib, kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam pekrjaan
admonistrasi dan kebersihan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan
lain-lain. Begitu juga kedisiplinan Kelapa Sekolah dalam mengelola seluruh staf
beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan team BP dalam pelayanan kepada siswa.
Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempenagruhi
sikap siswa dalam belajar. Dimana dalam proses belajar, siswa perlu disiplin
untuk mengembangkan motivasi siswa.
f.
Alat
Pelajaran
Alat
pelajaran sangat erat kaitannya dengan cara belajar siswa, karena alat
pelajaran yang di pakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai juga oleh siswa
untuk menerima bahan pelajaran yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap
dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada
siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya
akan menjadi lebih giat dan lebih maju.
Mengusahakan
alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar
dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajran dengan baik, serta dapat
belajar dengan baik pula.
g.
Waktu
Sekolah
Waktu
sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu
dapat pagi hari, siang, sore atau malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi
belajar siswa. Akibat meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah dan penambahan
gedung sekolahbelum seimbang dengan jumlah siswa, banyak siswa yang terpaksa
masuk sekolah di sore hari. Hal sebenarnya kuarang dapat dipertanggung
jawabkan, dimana ssiwa harus beristirahat tetapi terpaksa masuk sekolah
sehingga mereka mendenagrkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya.
Sebalikny bagi siswa yang belajar di pagi hari, pikiran masuh segar, jasmani
dan kondisi yang baik.
h.
Standar
Pelajaran di atas Ukuran
Guru
berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, sering memberi pelajaran di atas
ukuran standar, akibatnya siswa kurang mampu dan taku pada guru. Guru harus
memberikan penyajjian materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.
Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
i.
Keadaan
Gedung
Keadaan
gedung juga sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar, hal ini di
karenakan bahwa apabila gedung yang di gunakan besar dan dapat menampung
seluruh siswa yang banyak, sehingga siswa-siswa dapat belajar dengan enak tanpa
adanya ketidaknyamanan karena gedung yang di gunakan sempit dan sesak.
j.
Metode
Belajar
Banyak
siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Cara belajar yang tepat akan
efektif pula hasil belajar siswa, juga dalam pembagian waktu untuk belajar.
Dengan belajar yang tepat maka dan secara teratur setiap hari maka sehingga akan
meningkatkan hasil belajar. (Daryanto. 2010 : 49)
3.
Faktor
Masyarakat
Masyarakat
merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. pengaruh
itu terjadi karena keberadaanya siswa dalam masyarakat. Barikut ini faktor
masyarakat yang mempengaruhi belajarnya.
a.
Kegiatan
Siswa Dalam Masyarakat
Kegiatan
siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya.
Akan tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu
banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan
lain-lain. Akan tetapi jika terlalu berlebihan maka belajarnya akan terganggu,
lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.
b.
Mass
Media
Yang
termasuk dalam mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah,
buku-buku, komik dan lain-lain. Semua itu ada dan beredar dalam masyarakat.
Mass
media yang baik akan memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga
terhadapbelajarnya. Sebaliknya mass media yang buruk akan memberi pengaruh
buruk terhadap siswa.
c.
Bentuk
Kehidupan Mayarakat
Kehidupan
masyarakat di sekitar siswa juga sangat berpengaruh terhadap belajar siswa.
Masyarakat yang terdiri dari tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan
lain-lain maka akan berpengaruh jelek terhadap siswa atau anak yangberada
disitu. Siswa akan tertarik untuk melakukan hal-hal yang di lakukan oleh orang
di sekitarnya. Akibatnya belajar akan menjadi terganggu dan bahkan siswa akan
kehilangan semangat belajar karena perhatiannya semual terpusat kepada
pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu di lakukan oarang-orang
di sekitarnya. (Daryanto. 2010 : 50)